Rebozo adalah selendang atau syal, yang berasal dari bahasa Spanyol. Selendang inilah yang digunakan oleh para bidan untuk membantu proses persalinan. Bahan kain selendang yang digunakan bisa beragam, mulai dari katun, wool, dan sebagainya.
Prinsip dasar dari teknik rebozo ini adalah menopang salah satu bagian tubuh mom agar nyaman. Mom dapat didampingi tenaga profesional atau suami yang sudah diberi arahan terlebih dahulu.
Sebenarnya ada banyak posisi yang bisa dipraktekkan saat melakukan teknik rebozo. Dari mulai posisi shifting, shake apple tree, sampai dengan posisi squatting. Namun, yang akan kita bahas kali ini adalah Rebozo Shifting.
Rebozo shifting dilakukan dengan posisi berlutut sambil menopangkan tangan pada gym ball atau tumpuan lainnya. Kemudian kain dililitkan di perut dan bagian ujungnya dipegang. Ketika mom mulai merasakan kontraksi, kain akan ditarik dan digoyangkan secara lembut sehingga mom merasa seperti dipijat. Rasa nyaman dan rileks inilah yang memicu hormon oksitosin yang dapat melancarkan persalinan.
Selain mengenai kenyamanan, teknik rebozo mempunyai fungsi untuk mengoptimalkan posisi bayi yang terhambat oleh otot ligamen yang tegang. Dengan posisi yang lebih baik, janin diharapkan lebih mudah masuk ke panggul saat usia kehamilan mencapai 38 minggu.
Meskipun relatif aman, mom tidak diperbolehkan melakukan teknik ini, jika:
Ada komplikasi pada plasenta (plasenta previa)
Mengalami pendarahan parah
Kandungan dan janin sensitif terhadap gerakan
Apabila mom memiliki riwayat keguguran, berkonsultasilah dengan dokter terlebih dahulu untuk memastikan apakah kandungan cukup kuat untuk melakukan teknik rebozo. Dengan demikian dokter dapat mengecek kondisi janin dan memberi saran terbaik untuk persalinan mom.
Semoga informasi ini dapat menjadi referensi mom untuk memilih teknik persalinan yang sesuai. Apapun teknik yang dipilih, pastikan kenyamanannya bagi mom dan janin dalam kandungan.
Salam, Mutter
Source: https://id.theasianparent.com/teknik-rebozo-kain-jarik