Gangguan mental sering menjadi satu tantangan untuk setiap ibu hamil hingga melahirkan. Psikosis menjadi salah satu gangguan yang serius dan seringkali dialami pada ibu paska melahirkan.
Hampir serupa dengan perubahan mood yang disebut baby blues, kondisi psikosis postpartum merupakan kondisi yang perlu diatasi sebagai keadaan darurat medis. Pada psikosis adalah hal yang dialami ibu melahirkan dan muncul gejala, yaitu hilangnya kontak dengan realita. Hal ini dapat menyebabkan ibu mulai mendengar, melihat, dan atau meyakini sesuatu yang tidak benar. Keadaan ini dapat menjadi sangat berbahaya bagi ibu dan bayi.
Psikosis yang kerap ditemukan pada kasus paska melahirkan diyakini disebabkan berbagai faktor, seperti genetik, penyalahgunaan obat, kejadian traumatis hingga penyakit lain seperti cedera otak, tumor otak, stroke, penyakit alzheimer, epilepsi, dan HIV/AIDS.
Gejala umum psikosis adalah keadaan ibu yang mudah terganggu dengan delusi atau halusinasi. ketika penderita psikosis mengalami delusi, ia memiliki keyakinan atau kepercayaan akan suatu hal yang kuat. Oleh sebab itu, seseorang yang mengalami kondisi tersebut sangat disarankan untuk mendapatkan penanganan dengan segera.
Walaupun sering dianggap sama, nyatanya, psikosis adalah hal berbeda dengan postpartum depression (depresi pasca melahirkan). Diawali dengan beberapa gejala seperti:
Perubahan mood dan emosi, misalnya mudah marah
Bicara aneh dan tidak nyambung
Merasa cemas dan dirinya sedang terancam
Meyakini hal-hal yang tidak masuk akal
Perubahan perilaku
Selain itu, psikosis bisa mendorong ibu paskamelahirkan mengalami sensasi dan emosi pada indera yang terpengaruh dan menjadi berhalusinasi berlebihan seperti:
Merasakan sensasi di tubuh (seperti perasaan merayap di kulit atau gerakan)
Mendengar suara (seperti musik, langkah kaki, atau benturan pintu)
Mendengar suara (dapat mencakup suara positif atau negatif, seperti suara yang memerintahkan untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain)
Jika sanak keluarga atau mom sendiri merasakan gejala-gejala diatas, pastikan untuk cari bantuan dan konsultasikan pada dokter kejiwaan ya Moms.
Comentarios